TEMPAYAN HIKMAH


"Jikalau bukan karena dia, maka tak hendak rinduku ku tinggal walau sekejap"


Baru saja bahasan pertama daurah dimula.. Seorang Syaikh Ziyad al Abbadi sudah membuka tempayan faedahnya untuk diteguk oleh pendengarnya.sajian nikmat beliau diawal temu adalah wellcom drink terbaik dari rangkaian daurah yg beliau sampaikan.


Bagaimana tidak ? Diawal saja sudah terkejang kejang jiwa pendengar sembari berkata "benar syaikh , itu saya".


Nasehat beliau dalam pemaparan penyakit terbanyak yg menimpa para penyeru pada kebaikan juga para penuntut ilmu benar benar membuat seluruh perhatian audience tersorot pada setiap kalimat syaikh.


Beliau memaparkan bahwa :


1. Penyakit cinta popularitas (hubbu dzuhur) merupakan penyakit paling mematikan pada setiap penyeru pada kebaikan, berapa banyak duaat kita lihat tersungkur dari dakwah karena cinta popularitas , penyakit ini laksana pisau yang tajam, jika sudah menusuk, maka tak ada lagi jalan keluar kecuali kehancuran. illa man rahimallah. mereka ingin terlihat lebih dari saudaranya yg lain, penyakit ini merupakan penyakit rentan dikalangan du'aat juga thullab.


Syaikh menjelaskan bahwa, jangan kau mengharapkan popularitas,tak usah risau dengan itu semua, jika memang Allah menghendaki engkau untuk mencuat, demi Allah engkau pasti akan mencuat. jika allah menghendaki engkau untuk menjulang niscaya engkau akan menjulang.


الرافع الحقيقي هو الله، والمعز هو الله، والمذل هو الله

"Yang melejitkan kedudukan seseorang sejatinya adalah Allah. Yang menjadikan seseorang menjulang sebenarnya adalah Allah. Yang menghinakan dan menjatuhkan pada hakikatnya adalah Allah".

(Maka dakwah, jangan jadi ajang pencitraan agar bisa populer. Jangan pula nyeleneh dan mengada-ada dalam dakwah demi popularitas instan)


seharusnya seiring dnegan bertambahnya ilmu, maka bertambah pula ketawadhuan. bukankah ulama salaf kita sudah mewanti wanti dengan mengatakan :


كلما ازددت علما ازددت علما بمقدار جهلي

"Semakin bertambah ilmuku, semakin aku menambah ilmu tentang kadar kebodohanku".*


maka lihatlah diri kita wahai para da'i. waha para penuntut ilmu, jangan biarkan racun mematikan ini masuk sedikit demi sedikit, lama lama menjadi sakit.


selanjutnya beliau menjelaskan bahwa :


2.Hasad terhadap saudara sesama da'i atau penuntut ilmu merupakan sakit bagi dakwah, juga pembunuh hebat geliat dakwah.

"Jangan sampai engkau, wahai da'i ! " beliau menasehati "berambisi untuk melejit namun dengan menjatuhkan saudaramu. Karena sekali lagi, kita meyakini bahwa yang mampu melejitkan sejatinya adalah Allah. Jika engkau menjatuhkan saudaramu, namun Allah tidak menghendaki engkau melejit, maka engkau tak akan melejit.

Jauhi hasad. Karena hasad akan membunuhmu, lebih dulu sebelum membunuh orang yang engkau hasadi.

Jangan hasad. Kejahatan pertama yang terjadi pada Bani Adam adalah; saudara membunuh saudara kandungnya gara-gara hasad.*


Maka terangkan pelita mu ! jangan kau padam pelita orang. bukankah jalanan akan semakin menawan dan benderang jika pelita kita menyatu ?


Begitulah tempayan hikmah itu kami santap, bersama hangatnya akhlak asatidzah kami teguk, berteman dinginnya kota Batu kami berselimut.(JE)


--------------------------------------------------

kusuma agro wisata,Batu,Jawa Timur.

21 syawwal 1440 H.


*Goresan ustadzuna Abu Ziyad Johan Saputra Halim dengan banyak penambahan.

Post a Comment

2 Comments